Tampilkan postingan dengan label Belajar Pembelajaran. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Belajar Pembelajaran. Tampilkan semua postingan

Kamis, 03 Juli 2014

Program Matrikulasi Kurikulum 2013 Tingkat SMA

Program Matrikulasi Kurikulum 2013 Tingkat SMA




Pada tahun pelajaran 2013/2014 belum seluruh SMA melaksanakan kurikulum 2013. Jumlah SMA di Indonesia sebanyak 12.637 dan yang melaksanakan Kurikulum 2013 pada tahun pelajaran 2013/2014 baru 1.436 SMA terdiri dari 1.270 SMA sasaran dan 166 SMA melaksanakan secara mandiri. Dengan demikian jumlah yang baru melaksanakan Kurikulum 2013 sebanyak 11,36%.

Merujuk pada kebijakan Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (SE Mendikbud) Nomor 156928/MPK.A/KR/2013 Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013, diamanatkan bahwa pada tahun pelajaran 2014/2015 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersama Kementerian Agama akan mengimplementasikan Kurikulum 2013 pada semua satuan pendidikan.

Termasuk Surat Edaran Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 420/176/SJ – Nomor 0258/MPK.A/KR/2014 tentang Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014 mengamanatkan bahwa Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota agar menyediakan anggaran untuk mendukung Implementasi Kurikulum 2013 pada Tahun Anggaran 2014. Selajutnya Pemerintah Provinsi bersama-sama Pemerintah Kabupaten/Kota untuk melaksanakan pendampingan, monitoring, dan evaluasi pelaksanaan Kurikulum 2013 di tingkat sekolah bersama dengan Unit Implementasi Kurikulum (UIK).

Struktur kurikulum yang termuat dalam Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi dan yang termuat dalam Permendikbud No. 69 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum memiliki perbedaaan dari sisi jumlah dan jenis mata pelajaran. Hal ini menjadi pemikiran satuan pendidikan, bagaimana melakukan penyesuaian mata pelajaran, bagaimana pemenuhan ketercapaian KD yang dituntutan Kurikulum 2013 namun KD tersebut tidak terdapat pada Kurikulum 2006 kelas X tahun pelajaran 2013/2014, dan penyesuainan Laporan Hasil Belajar (LHB) menjadi Laporan Capaian Kompetensi (LCK).

Konsekwensi dari ketentuan dan peraturan tersebut, setiap satuan pendidikan yang belum melaksanakan kurikulum 2013 pada tahun ajaran 2013/2014 wajib melakukan Matrikulasi kepada siswa kelas XI untuk memenuhi kompetensi peserta didik sesuai dengan yang termuat dalam Permendikbud No. 69 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum.

Adapun analisis perbandingan perbandingan KD pada mata pelajaran yang perlu dimatrikulasikan di tingkat SMA dapat anda download di link berikut ini:

  1. Analisis KD Pendidikan Agama
  2. Analisis KD PPKn
  3. Analisis KD Bahasa Indonesia
  4. Analisis KD Bahasa Inggris
  5. Analisis KD Matematika Wajib
  6. Analisis KD Matematika Peminatan
  7. Analisis KD Sejarah
  8. Analisis KD Seni Budaya
  9. Analisis KD Penjasorkes
  10. Analisis KD Fisika
  11. Analisis KD Kimia
  12. Analisis KD Biologi
  13. Analisis KD Geografi
  14. Analisis KD Sosiologi
  15. Analisis KD Ekonomi
  16. Format Laporan Capaian Kompetensi (LCK)



Demikian tentang analisis perbandingan KD antara Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi dan Permendikbud No. 69 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum. Semoga bermanfaat…



Sumber: http://ibnufajar75.wordpress.com.

Rabu, 02 Juli 2014

Model Pembelajaran Saintifik 19 Mata Pelajaran di SMA/MA

Model Pembelajaran Saintifik 19 Mata Pelajaran di SMA/MA

Selasa, 01 Juli 2014

Model-model Pembelajaran Yang Sesuai Dengan Kurikulum 2013

Model-model Pembelajaran Yang Sesuai Dengan Kurikulum 2013



Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Bruce Joyce dan Marsha Weil (dalam Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4 (empat) kelompok model pembelajaran, yaitu: (1) model interaksi sosial; (2) model pengolahan informasi; (3) model personal-humanistik; dan (4) model modifikasi tingkah laku.

Berdasarkan Permendikbud Nomor 65 Tahun tentang Standar Proses, model pembelajaran yang diutamakan dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah model pembelajaran Inkuiri (Inquiry Based Learning), model pembelajaran Discovery (Discovery Learning), model pembelajaran berbasis projek (Project Based Learning), dan model pembelajaran berbasis permasalahan (Problem Based Learning).

Untuk menentukan model pembelajaran yang akan dilaksanakan dapat mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
  • Kesesuaian model pembelajaran dengan kompetensi sikap pada KI-1 dan KI-2 serta kompetensi pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan KD-3 dan/atau KD-4.
  • Kesesuaian model pembelajaran dengan karakteristik KD-1 (jika ada) dan KD-2 yang dapat mengembangkan kompetensi sikap, dan kesesuaian materi pembelajaran dengan tuntutan KD-3 dan KD-4 untuk memgembangkan kompetensi pengetahuan dan keterampilan.
  • Penggunaan pendekatan saintifik yang mengembangkan pengalaman belajar peserta didik melalui kegiatan mengamati (observing), menanya (questioning), mencoba/mengumpulkan informasi (experimenting/ collecting information), mengasosiasi/menalar (assosiating), dan mengomunikasikan (communicating).



Berikut adalah contoh kegiatan dalam model pembelajaran dikaitkan dengan pendekatan saintifik (5M).


Model Inquiry Learning

Model pembelajaran Inkuiri biasanya lebih cocok digunakan pada pembelajaran matematika, tetapi mata pelajaran lainpun dapat menggunakan model tersebut asal sesuai dengan karakteristik KD atau materi pembelajarannya. Langkah-langkah dalam model inkuiri terdiri atas:
  1. Observasi/Mengamati berbagi fenomena alam. Kegiatan ini memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik bagaimana mengamati berbagai fakta atau fenomena dalam mata pelajaran tertentu.
  2. Mengajukan pertanyaan tentang fenomana yang dihadapi. Tahapan ini melatih peserta didik untuk mengeksplorasi fenomena melalui kegiatan menanya baik terhadap guru, teman, atau melalui sumber yang lain.
  3. Mengajukan dugaan atau kemungkinan jawaban. Pada tahapan ini peserta didik dapat mengasosiasi atau melakukan penalaran terhadap kemungkinan jawaban dari pertanyaan yang diajukan.
  4. Mengumpulkan data yang terakait dengan dugaan atau pertanyaan yang diajukan, sehingga pada kegiatan tersebut peserta didik dapat memprediksi dugaan atau yang paling tepat sebagai dasar untuk merumuskan suatu kesimpulan.
  5. Merumuskan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan data yang telah diolah atau dianalisis, sehingga peserta didik dapat mempresentasikan atau menyajikan hasil temuannya.




Model Discovery Learning

  1. Stimulation (memberi stimulus). Pada kegiatan ini guru memberikan stimulan, dapat berupa bacaan, atau gambar, atau situasi, sesuai dengan materi pembelajaran/topik/tema yang akan dibahas, sehingga peserta didik mendapat pengalaman belajar mengamati pengetahuan konseptual melalui kegiatan membaca, mengamati situasi atau melihat gambar.
  2. Problem Statement (mengidentifikasi masalah). Dari tahapan tersebut, peserta didik diharuskan menemukan permasalahan apa saja yang dihadapi, sehingga pada kegiatan ini peserta didik diberikan pengalaman untuk menanya, mencari informasi, dan merumuskan masalah.
  3. Data Collecting (mengumpulkan data). Pada tahapan ini peserta didik diberikan pengalaman mencari dan mengumpulkan data/informasi yang dapat digunakan untuk menemukan solusi pemecahan masalah yang dihadapi. Kegiatan ini juga akan melatih ketelitian, akurasi, dan kejujuran, serta membiasakan peserta didik untuk mencari atau merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah, jika satu alternatif mengalami kegagalan.
  4. Data Processing (mengolah data). Kegiatan mengolah data akan melatih peserta didik untuk mencoba dan mengeksplorasi kemampuan pengetahuan konseptualnya untuk diaplikasikan pada kehidupan nyata, sehingga kegiatan ini juga akan melatih keterampilan berfikir logis dan aplikatif.
  5. Verification (memferifikasi). Tahapan ini mengarahkan peserta didik untuk mengecek kebenaran atau keabsahan hasil pengolahan data, melalui berbagai kegiatan, antara lain bertanya kepada teman, berdiskkusi, atau mencari sumber yang relevan baik dari buku atau media, serta mengasosiasikannya sehingga menjadi suatu kesimpulan.
  6. Generalization (menyimpulkan). Pada kegiatan ini peserta didik digiring untuk menggeneralisasikan hasil simpulannya pada suatu kejadian atau permasalahan yang serupa, sehingga kegiatan ini juga dapat melatih pengetahuan metakognisi peserta didik.




Problem Based Learning

Model pembelajaran ini bertujuan merangsang peserta didik untuk belajar melalui berbagai permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari dikaitkan dengan pengetahuan yang telah atau akan dipelajarinya melalui langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:
  1. Mengorientasi peserta didik pada masalah. Tahap ini untuk memfokuskan peserta didik mengamati masalah yang menjadi objek pembelajaran.
  2. Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran. Pengorganisasian pembelajaran salah satu kegiatan agar peserta didik menyampaikan berbagai pertanyaan (atau menanya) terhadap malasalah kajian.
  3. Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok. Pada tahap ini peserta didik melakukan percobaan (mencoba) untuk memperoleh data dalam rangka menjawab atau menyelesaikan masalah yang dikaji.
  4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Peserta didik mengasosiasi data yang ditemukan dari percobaan dengan berbagai data lain dari berbagai sumber.
  5. Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah. Setelah peserta didik mendapat jawaban terhadap masalah yang ada, selanjutnya dianalisis dan dievaluasi.





Project Based Learning

Model pembelajaran ini bertujuan untuk pembelajaran yang memfokuskan pada permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam melakukan insvestigasi dan memahami pembelajaran melalui investigasi, membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum, memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara kolaboratif.

Langkah pembelajaran dalam project based learning adalah sebagai berikut:

  1. Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek. Tahap ini sebagai langkah awal agar peserta didik mengamati lebih dalam terhadap pertanyaan yang muncul dari fenomena yang ada.
  2. Mendesain perencanaan proyek. Sebagai langkah nyata menjawab pertanyaan yang ada disusunlah suatu perencanaan proyek bisa melalui percobaan.
  3. Menyusun jadwal sebgai langkah nyata dari sebuah proyek. Penjadwalan sangat penting agar proyek yang dikerjakan sesuai dengan waktu yang tersedia dan sesuai dengan target.
  4. Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek. Guru melakukan monitoring terhadap pelaksanaan dan perkembangan proyek. Peserta didik mengevaluasi proyek yang sedang dikerjakan.
  5. Menguji hasil. Fakta dan data percobaan atau penelitian dihubungkan dengan berbagai data lain dari berbagai sumber.
  6. Mengevaluasi kegiatan/pengalaman. Tahap ini dilakukan untuk mengevaluasi kegiatan sebagai acuan perbaikan untuk tugas proyek pada mata pelajaran yang sama atau mata pelajaran lain.



Sebelumnya terima kasih saya ucapkan kepada Ibnu Fajar, dari blog terkenal beliau saya dapatkan artikel ini, anda bisa juga kunjungi: http://ibnufajar75.wordpress.com.


Sumber : Paduan Pengembangan RPP-Direktorat Pembinaan SMA

Rabu, 29 Januari 2014

Eksplorasi, Elaborasi dan Konfirmasi dalam Pembelajaran

Eksplorasi, Elaborasi dan Konfirmasi dalam Pembelajaran


Esensi kurikulum 2013 pada dasarnya pada SKL nya. Jika pada kurikulum sebelumnya selalu menekankan materi atau aspek pengetahuan atau kognitif, SKL pada kurikulum 2013 SKL nya terdiri dari 3 hal, yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan. Sehingga istilah-istilah yang sering digunakan pada kurikulum sebelumnya, sesungguhnya tidak jauh berbeda. Salah satunya pengertian Eksplorasi, Elaborasi dan Konfemasi dalam proses belajar dan mengajar. Karenanya, ada baiknya mengingat kembali istilah-istilah tersebut.


Pengertian Eksplorasi, Elaborasi dan Konfirmasi Dalam Pembelajaran
Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi merupakan 3 istilah yang saat ini pernah “ngetrend” di kalangan para guru. Kala dihadapkan pada pertanyaan; “Apa sih pengertian dari ketiga istilah tersebut dan bagaimana penerapannya dalam kegiatan pembelajaran ?”, ternyata banyak para guru yang belum memahaminya. Hal ini disebabkan karena banyak para guru yang sama sekali belum menerima sosialisasinya. Sementara banyak guru yang sudah mendapat pelatihan namun tidak ada pelaksanaan pengimbasan kepada rekan-rekan guru di daerahnya masing-masing. Sehingga sampai kurikulum pun sebentar lagi akan berganti dengan kurikulum 2013, banyak para belum memahaminya.






Lalu bagaimana dengan pelaksanaan ketiga istilah tersebut di dalam kurikulum 2013? Masih adakah? Secara tersurat dalam rencana pelaksanaan pembelajaran, entahlah ! Tapi yang jelas implementasi dari ketiga istilah itu sebenarnya bukan hal baru. Bukankah setiap mengajar guru melaksanakan langkah-langkah pembelajarannya selalu tidak lepas dari yang namanya mengeksplorasi, mengelaborasi dan mengkonfirmasi? Oleh karena itu, apa pun namanya itu kurikulum, tetap secara sadar atau tidak, guru mestinya melakukannya. Namun tentu saja guru tidak akan dapat melaksanakannya dengan baik manakala belum paham apa itu eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Berikut ini pengertian dan contoh-contoh secara normatifnya.

A. Definisi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ketiga istilah tersebut bermakna sebagai  berikut:

  1. Eksplorasi adalah kegiatan untuk memperoleh pengalaman-pengalaman baru dari situasi yang baru. 
  2. Elaborasi adalah penggarapan secara tekun dan cermat. 
  3. Konfrimasi adalah pembenaran, penegasan, dan pengesahan

B.  Aplikasi ketiga istilah tersebut dalam rancangan dan proses pembelajaran. Pengaplikasian ketiga istilah tersebut dalam rancangan dan proses pembelajaran adalah sebagai berikut :

Eksplorasi :

Dalam kegiatan eksplorasi, guru melibatkan peserta didik dalam mencari dan menghimpun informasi, menggunakan media untuk memperkaya pengalaman mengelola informasi, memfasilitasi peserta didik berinteraksi sehingga peserta didik aktif, mendorong peserta didik mengamati berbagai gejala, menangkap tanda-tanda yang membedakan dengan gejala pada peristiwa lain, mengamati objek di lapangan dan labolatorium.

Kegiatan guru dan peserta didik dalam siklus ekplorasi adalah

Peserta didik :

  • menggali informasi dengan membaca, berdikusi, atau percobaan
  • mengumpulkan dan mengolah data



Guru :

  • menggunakan berbagai pendekatan dan media
  • memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan guru, dan peserta didik dengan sumber belajar
  • melibatkan peserta didik secara aktif



Elaborasi

Dalarn kegiatan elaborasi, guru mendorong peserta didik membaca dan menuliskan hasil eksplorasi, mendiskusikan, mendengar pendapat, untuk lebih mendalami sesuatu, menganalisis kekuatan atau kelemahan argumen, mendalami pengetahuan tentang sesuatu, membangun kesepakatan melalui kegiatan kooperatif dan kolaborasi, membiasakan peserta didik membaca dan menulis, menguji prediksi atau hipotesis, menyimpulkan bersama, dan menyusun laporan atau tulisan, menyajikan hasil belajar.

Kegiatan guru dan peserta didik dalam siklus elaborasi adalah

Peserta didik :

  • melaporkan hasil eksplorasi secara lisan atau tertulis, baik secara individu maupun kelompok
  • menanggapi laporan atau pendapat teman
  • mengajukan argumentasi dengan santun



Guru :

  • memfasilitasi peserta didik untuk berpikir kritis, menganalisis, meemcahkan masalah,
  • bertindak tanpa rasa takut
  • memfasilitasi peserta didik untuk berkompetisi

Konfirmasi :

Dalam kegiatan konfirmasi, guru memberikan umpan balik terhadap apa yang dihasilkan peserta didik melalui pengalaman belajar, memberikan apresiasi terhadap kekuatan dan kelemahan hasil belajar dengan menggunakan teori yang dikuasai guru, menambah informasi yang seharusnya dikuasai peserta didik, mendorong peserta didik untuk menggunakan pengetahuan lebih lanjut dari sumber yang terpercaya untuk lebih menguatkan penguasaan kompetensi belajar agar lebih bermakna. Setelah memeperoleh keyakinan, maka peserta didik mengerjakan tugas-tugas untuk mengasilkan produk belajar yang kongkrit dan kontekstual. Guru membantu peserta didik menyelesaikan masalah dan menerapkan ilmu dalam aktivitas yang nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Kegiatan guru dan peserta didik dalam siklus konfirmasi

Peserta didik :

  • melakukan refleksi terhadap pengalaman belajarnya


Guru :

  • memberi umpan balik positif kepada peserta didik
  • memberi konfirmasi melalui berbagai sumber terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
  • berperan sebagai narasumber dan fasilitator
  • memberi acuan agar peserta didik melakukan pengecekan hasil ekplorasi
  • memberi motivasi kepada peserta didik
Demikian, gunakan inspirasi Anda untuk menginspirasi siswa, itu yang terpenting !



Sumber: http://baktimu.blogspot.com


Senin, 27 Januari 2014

Metode Inkuiri dalam Pembelajaran

Metode Inkuiri dalam Pembelajaran


Penerapan kurikulum 2013 mengharuskan seorang guru mengeksplor kembali apa yang dimilikiya. Berbagai metode dan model dalam pembelajaran dituntut untuk dikuasai sehingga dengan proses pembelajaran yang variatif diharapkan situasi belajar menjadi lebih  menyenangkan.
Salah satu metode yang dianjurkan untuk digunakan dalam pembelajaran adalah metode Inkuiri. Metode inkuiri atau discovery learning adalah teori belajar yang tidak menyajikan pelajaran dalam bentuk final sehingga siswa menggorganisasikan proses belajarnya sendiri. Siswa mencari tahu sendiri.  Dalam proses belajar siswa mencari tahu tentang konsep atau prinsip yang tidak diketahui sebelumnya. Masalah dalam discovery  dapat direkayasa oleh guru.
Dalam pelaksanaan pembelajaran  guru membimbing siswa agar aktif mengembangkan kegiatan belajar yang mengarah pada pencapain tujuan. Yang perlu diperhatikan di sini adalah siswa harus aktif mengembangkan kemampuannya untuk memecahkan malalah. Oleh karena itu, perlu diperhatikan pula agar materi pelajaran tidak disajikan dalam bentuk yang tinggal siswa serap. Aktivitas yang dapat siswa lakukan dala proses belajar adalah menghimpun informasi, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan, dan menyimpulkan.
Manfaat penerapan metode inkuiri:
  • Membantu siswa mengembangkan kemterampilan kognitif secara mandiri.
  • Menguatkan  pemahaman tentang pengertian dan daya ingat.
  • Membangkitkan rasa senang menyelidiki.
  • Memperoleh pengalaman bagaimana caranya belajar.
  • Menguatkan konsep diri dengan mengembangkan rasa percaya diri.
  • Mendorong pertumbuhan keterampilan berpikir kritis.
  • Meningkatkan kemampuan berpikir intuitif.
  • Meningkatkan rasa ingin tahu.
  • Meningkatkan penghargaan kepada siswa untuk lebih mandiri.
  • Mengembangkan potensi diri secara optimal.
Kelemahan penerapan metode inkuiri:
  • Siswa yang memiliki potensi diri yang rendah akan menghadapi masalah dalam proses belajar.
  • Mendapat tantangan untuk berpikir abstrak, menghubungkan antar konsep, bernalar dapt berubah menjadi faktor penghambat berkembangnya rasa ingin tahu.
  • Memfasilitasi siswa menemukan teori, prinsip-prinsip, atau memecahkan masalah memerlukan banyak waktu.
  • Mendapat hambatan karena guru selalu terdorong untuk memberi tahu bukan siswa mencari tahu.
  • Siswa memiliki  peluang besar dalam mengembangkan kompetensi kognitif, namun guru dapat terlena sehingga mengabaikan pengembang sikap dan keterampilan.
  • Guru sering kurang sabar saat siswa memerlukan waktu banyak untuk menyusun pikiran sehingga guru terdorong membantu siswa untuk menemukan hal baru.
Langkah pelaksanaan pembelajaran:
A.   Persiapan
  1. Menentukan tujuan pembelajaran
  2. Mengidentifikasi bekal awal, minat, bakat siswa.
  3. Menentukan materi pelajaran
  4. Mengembangkan materi  berupa bahan yang akan diobservasi atau sumber belajar pendukung
  5. Merumuskan rancangan penilaian proses dan hasil
B.   Pelaksanaan
  1. Pemberian rangsangan, siswa mengembangkan kesadaran tentang ketidakhuan tentang sesuatu setelah mengamati, membaca, atau mencoba sesuatu.
  2. Identifikasi masalah; siswa menyatakan atau merumukan masalah dari ketidaktahuan siswa untuk menggali hal  yang ingin siswa ketahui.
  3. Pengumpulan Data; siswa mengeksplorasi dan mengelaborasi informasi, menghimpun data untuk memecahkan masalah.
  4. Pengolahan data;  siswa mengolah informasi yang telah dihimpunnya melalui kegiatan wawancaran,  observasi, membaca, dan selanjutnya dianalisis,  diklasifikasi, ditabulasi untuk ditafsirkan.
  5. Verifikasi (Pembuktian);  siswa mengkonfirmasi atau memeriksa ulang  kebenaran informasi atau data yang diolahnya untuk membuktikan kebenaran hipotensis . Siswa mendapat peluang untuk menemukan konsep, teori, aturan, dan contoh-contoh.
  6. Generalisisi (menarik Kesimpulan); siswa menarik kesimpulan yang dapat dijadikan prisip umum
C.  Penilaian
Penilaian  dapat dilakukan dalam bentuk tes dan nontes..




Sumber: http://baktimu.blogspot.com