Minggu, 14 Juli 2013

Hari Pertama Masuk Sekolah: Persiapan Mental Anak

Hari Pertama Masuk Sekolah: Persiapan Mental Anak




Tak terasa si buah hati sudah tumbuh besar dan tiba waktunya untuk belajar di sekolah demi masa depannya. Padahal rasanya baru kemarin ia belajar merangkak dan berbicara.
Perilaku anak menyambut hari pertamanya di sekolah memang berbeda-beda. Ada yang semangat dan girang, namun ada juga yang takut, rewel, malas atau malu. Sikap tersebut sangatlah wajar, terutama karena mereka dihadapkan dengan dunia baru yang masih asing bagi mereka.


Disinilah peran Anda sebagai orang tua diperlukan. Charles E. Schaefer, Ph.D. dari Pusat Pelayanan Psikologi Farleigh Dickinson University pun memberikan beberapa tips yang akan membantu Anda menyemangati si buah hati dalam melawan rasa khawatir dan cemasnya, seperti dikutip dari mykidsbookbee.

1. Beri penjelasan tentang sekolah
Beberapa anak sering merasa cemas dan takut yang berlebihan menjelang hari pertamanya di sekolah. Sebenarnya mereka hanya butuh penjelasan dan pengertian. Ceritakanlah hal-hal yang akan dia temui di sekolah. Katakan padanya bahwa belajar itu menyenangkan, guru-gurunya baik, ruangan kelasnya nyaman, dan banyak teman baru yang akan ia dapatkan.

2. Ceritakan kegiatan seru di sekolah
Sekolah baru sama artinya dengan planet asing bagi anak-anak. Mereka hanya belum mencobanya, yang harus Anda lakukan adalah menceritakan dengan spesifik betapa serunya kegiatan di sekolah. Usahakan mengatakan kalimat semenarik mungkin, jangan katakan kalimat umum seperti "Kamu akan belajar dan banyak main di sekolah".
Jelaskanlah lebih rinci seperti, "Sekolah sangat seru dan menyenangkan. Semua anak akan masuk kelas, meletakkan tasnya di tempatnya masing-masing, lalu guru akan menjelaskan pelajaran seperti membaca, berhitung, bernyanyi dan kamu juga akan bermain bersama teman-teman".

3. Jangan katakan waktu padanya
Anak-anak belum bisa mengerti pentingnya belajar, yang mereka tahu hanyalah bermain. Ketika mulai masuk kelas, mereka pun menanyakan kapan dijemput atau kapan sekolah akan berakhir.
Untuk menjawabnya, sebaiknya hindari mengatakan waktu yang harus dia tempuh untuk belajar di kelas, seperti "Ibu akan menjemputmu 3 jam lagi", atau bahkan "Kamu akan berada di sini sebentar saja". Perkataan seperti itu cukup menakutkan bagi mereka.
Lebih baik katakan yang sebenarnya tanpa menyebutkan berapa lama waktunya di kelas, seperti "Kamu akan senang bersama teman-temanmu sampai-sampai tak terasa ibu datang untuk menjemputmu lagi".

4. Informasikan keberadaan Anda
Saat memasuki kelas dan berpisah dengan orang tua yang mengantar adalah saat yang sulit bagi anak-anak. Mereka sering cemas dan membayangkan dirinya dalam bahaya karena ayah-ibunya tak ada.
Sebagian anak lainnya justru mencemaskan keselamatan orangtuanya. Untuk itu orangtua perlu menjelaskan keberadaan dirinya setelah selesai mengantar anak. Beri dia informasi yang detail seperti, "Ayah akan pergi ke kantor setelah mengantarkanmu ke sekolah" atau "Ibu akan pergi ke pasar untuk belanja".

5. Berikan dorongan positif
Seorang anak yang ketakutan akan mengekspresikan ketakutannya dengan berbagai perilaku, seperti mengisap jempol, ngompol, merengek-rengek, cemberut, marah tanpa sebab, atau mungkin menarik diri dari lingkungan.
Menyikapi perilaku seperti itu, sebaiknya tahan emosi Anda. Jangan mengatakan, "Kamu tidak boleh ngompol lagi, gurumu dan teman-temanmu pasti tidak suka dengan kebiasanmu itu".
Yang ia butuhkan hanyalah dorongan positif dan kata-kata yang menenteramkan, seperti "Ibu tahu kalau kamu tidak akan mengisap jempolmu lagi, kamu kan sudah besar."

Nah, sudah siap kan mengantarnya sekolah?



Semoga Bermanfaat..


0 komentar:

Posting Komentar