Senin, 13 Mei 2013

Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika

Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika



Sehubungan dengan postingan saya terdahulu tentang 8 Keahlian Standar Guru Abad ke-21, maka sekarang saya posting lagi yang sangat berkaitan erat dengan hal tersebut. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, guru matematika hendaknya memanfaatkan penggunaan alat-alat pendidikan seperti komputer, kalkulator dan teknologi lainnya. Di era modern yang semakin pesat ini, semakin banyak matematikawan yang transpirasi dengan adanya produk teknologi pada bidang pendidikan, misalnya komputer. Teknologi menyediakan pendekatan baru untuk menyelesaikan masalah matematika dan mempengaruhi jenis pertanyaan investigasi. Teknologi mempunyai peranan yang signifikan dalam pembelajaran matematika. Bentuk pembelajaran matematika yang biasanya menggunakan metode konvensional dengan tatap muka di dalam kelas, sekarang sudah mulai ada perubahan menuju pembelajaran virtual dalam bentuk e-learning atau distance Education. Melalui pembelajaran IT, peserta didik dapat mengakses bahan ajar ataupun tugas tanpa adanya batasan jarak dan waktu.

Ada tiga jenis pengguna IT/ICT dalam proses pembelajaran (Heinich, et. al., 1996) yaitu “Pengguna yang memanfaatkan komputer untuk penyampaian materi belajar, pengguna yang menyebarluaskan bahan ajar melalui jaringan internet, dan pengguna yang memanfaatkan IT/ICT sebagai basis komunikasi”. 
Shimojo (2003), “pengguna IT/ICT dalam bidang pendidikan dan penelitian diantaranya : menganalisis struktur pengetahuan untuk membuat pembelajaran yang baik; mengevaluasi kinerja siswa melalui peta konsep; knowledge structure analysis dan concept-map diagnosis of learning; computer-supported collaborattive learning; distance education; dan courseware pada WEB bagi para siswa sekolah yang bersangkutan”.
Teknologi informasi dan komunikasi dapat dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan pembelajaran matematika. Melalui jaringan internet, pembelajaran berbasis elektronik (e-learning) dapat dilakukan dengan mudah. Kemudian bahan ajar bisa dibuat dalam desain khusus sehingga interaksi antara siswa dan komputer berlangsung secara dinamis dalam bentuk stimulus-respon. Komputer bisa memberikan siswa kesempatan untuk menyajikan input yang direspon komputer atau sebaliknya. Proses berikutnya respons bisa dijadikan sebagai stimulus yang baru sehingga adanya respons lanjutan yang akan semakin memperkuat daya ingat siswa dalam konsep yang sedang dipelajari. 
Dalam interaksi pembelajaran berbasis komputer, bahan ajar yang digunakan merupakan kumpulan teknik, software dan materi yang dirancang sedemikian rupa untuk memperlancar proses pembelajaran. Software komputer harus mampu memotivasi siswa, sehingga siswa tertarik pada pembelajaran tersebut. Kaput (1992:515) mengemukakan “Program pembelajaran berbasis komputer tidak hanya didasarkan pada asumsi-asumsi yang dijadikan sebagai panduan, tapi juga harus didasarkan pada kepiawaian pakar dalam mengimplementasikan asumsi-asumsi tersebut dalam presentasi software tersebut, selaras dengan karakteristik software dan hardware yang digunakan”.





Sumber: http://dedi26.blogspot.com


0 komentar:

Posting Komentar