Selasa, 30 Juli 2013

Bangun Budaya Bernalar sejak Dini

Bangun Budaya Bernalar sejak Dini




BANDUNG, KOMPAS.com - Bekal utama yang diperlukan agar anak-anak mampu bersaing dalam dunia yang terus bergerak maju dan mengglobal adalah kemampuan berpikir logis. Namun, pendidikan di Indonesia justru cenderung mengabaikan kemampuan bernalar itu.



�Bangsa yang maju adalah bangsa yang memiliki kemampuan berpikir,� kata Guru Besar Aeronautika dan Astronautika Institut Teknologi Bandung (ITB) Ichsan Setya Putra dalam Science, Technology, Engineering, Arts and Mathematics (STEAM) Festival, di Museum Geologi Bandung, Sabtu (18/5).

Kemampuan berpikir yang dibutuhkan pada masa mendatang adalah berpikir untuk menghargai orang lain, menjunjung tinggi etika, menyintesis informasi, fokus dalam satu bidang tertentu, dan berpikir kreatif. Kemampuan itulah yang seharusnya dibangun melalui sekolah.

Untuk menggugah kemampuan bernalar masyarakat, sejumlah dosen ITB dari berbagai latar belakang keilmuan menggelar STEAM Festival. Acara yang mengekspos berbagai karya rekayasa, sains, dan seni berbasis sains itu merupakan bagian dari Bulan Budaya Bernalar 2013 yang digelar sejak akhir April.

�Masyarakat harus terus diajak untuk bernalar, bahkan terhadap hal-hal yang sudah biasa ditemukan sehari-hari,� ujar Ketua Panitia Bulan Budaya Bernalar Premana W Premadi.

Pendiri Eureka, Math and Science Learning Center, Alexander A Iskandar, menambahkan, pendidik memiliki peran penting dalam menumbuhkan kemampuan bernalar siswa. Sayangnya, keterbatasan kemampuan dan penghargaan yang rendah membuat sebagian besar guru di Indonesia justru tak mampu membangkitkan kemampuan berpikir kreatif siswa. (MZW)



0 komentar:

Posting Komentar